Klasifikasi Filum Porifera dan Contohnya

Laporan Praktikum BiologiKlasifikasi Filum Porifera dan Contohnya. Klasifikasi bertujuan untuk memudahkan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup yang ada di dunia. Berikut ini akan dibahas tentang klasifikasi Animalia yang terbagi kedalam sembilan filum antara lain : Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Mollusca, Annelida, Atropoda, Chordata, dan Echinodermata.

Klasifikasi Filum Porifera dan Contohnya

Porifera memiliki banyak pori pori
Porifera memiliki banyak pori pori

Filum Perifera

Porifera adalah hewan yang memiliki sel yang menduduki derajat yang paling rendah diantara hewan-hewan lain. Asal kata porifera dari bahasa latin terdiri dari 2 kata yaitu phorus = yang memiliki arti lubang kecil, dan firre = yang memiliki arti membawa. Secara keseluruhan dapat diartikan hewan yang mempunyai tubuh berpori.

Habitat hewan yang satu ini di laut, dapat dijumpai pada kedalaman 3,5 meter. Selain Porifera yang hidup di laut, aku juga Porifera yang hidup di air tawar tapi hanya sebagian kecil saja. Porifera memiliki berbagai warna sehingga menyerupai tumbuhan. Warna tubuh porifera yang diketahui saat ini adalah abu-abu merah, kuning, biru, violet dan masih banyak lagi. Porifera hidup menempel pada batu-batuan, karang ataupun benda-benda yang berada di lautan.

Porifera habitar dilautan
Porifera habitar di lautan

Porifera habitar dilautan
Prifera Habitat di lautan

Tubuh porifera
Ada dua macam struktur tubuh porifera yaitu porifera dengan struktur yang sederhana dan porifera dengan struktur yang kompleks. Porifera dengan struktur yang sederhana misalnya adalah leucosolenia memiliki habitat di laut menempel pada batuan dan kareng di sekitar pasang surut air laut.
Leucosolenia memiliki bentuk yang menyerupai vas bunga dan terdapat rongga di dalam tubuhnya yang disebut spongosoel. Pada ujung spongosoel dapat  oskulum yaitu lubang keluarnya air dari dalam tubuh.
struktur tubuh porifera
struktur tubuh porifera

2 Lapisan dinding yang menyusun spongosoel

  • Lapisan epidermis, lapisan ini terletak di bagian luar, tersusun dari sel pipih, memiliki porous yang disebut Ostium. Dari sini terdapat pada bagian sel epidermis tertentu dan biasanya disebut porosit.


  • Lapisan koanosit, lapisan ini tersusun dari sel-sel leher. Sel koanosit memiliki ciri memiliki bulu cambuk atau sering disebut flagel.

Diantara kedua lapisan sel penyusun spongocoel ada lapisan gelatineus atau mesoglea. Mesoglea terdapat bermacam-macam sel diantaranya sebagai berikut.

  1. Sel arkeosit, memiliki fungsi dalam sistem reproduksi sel yaitu melaksanakan reproduksi sel, pembentukan sel tunas, mengganti sel tubuh yang rusak, pembentuk sel gamet
  2. Sel skleroblast, memiliki fungsi dalam pembentukan spikula, yang tersusun dari zat kapur dan serabut-serabut zat organik
  3. Sel amoebosit, memiliki fungsi dalam transportasi zat makanan yang sudah dicerna oleh sel koanosit.

Respirasi dan ekskresi porifera

Perlu diketahui bahwasanya porifera belum memiliki alat ekskresi dan respirasi khusus. Bagaimana lakukan pertukaran oksigen?. Karbondioksida dan oksigen mengalami pertukaran secara difusi pada bagian saluran permukaan tubuh porifera. Sedangkan skripsi porifera oleh semua sel-sel permukaan tubuh secara difusi.

Sistem pencernaan makanan porifera

Organisme kecil dan partikel-partikel organik merupakan sumber makanan dari porifera. Porifera yang terjadi secara intraseluler, yang terjadi di dalam koanosit. Makanan-makanan yang berubah partikel-partikel organik akan masuk bersama air melalui kanal-kanal yang terdapat di dalam tubuh porifera dian ditangkap oleh flagel koanosit. Selanjutnya makanan tersebut dimasukkan koanosit dan dicerna, setelah hasil dari pencernaan yang berupa zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh diedarkan oleh sel amebosit.

Saluran air porifera

Porifera memiliki tiga tipe saluran air sebagai berikut.

Tipe saluran air porifera
Tipe saluran air porifera

1. Saluran air tipe ascon

Tipe ini sangat sederhana berawal dari ostia dan dihubungkan langsung oleh saluran ke spongocoel. Kemudian dilanjutkan dengan mengalirkan air keluar tubuh melalui oskulum. Perlu diperhatikan bahwa dinding pada permukaan yang membatasi spongocoel dilapisi oleh koanosit.

2. Saluran air tipe sicon

Tipe ini memiliki 2 saluran air yaitu saluran inkuren dan radial. Pada tipe saluran ini koanosit di saluran Radial. Proses masuknya air melalui ostia diteruskan ke saluran inkuren diteruskan menuju saluran radial terus sampai menuju spongosoel kemudian air keluar melalui oskulum.

3. Saluran air tipe leukon

Saluran ini merupakan saluran yang paling kompleks diantara saluran-saluran yang lain. Biasanya ditemukan pada spongia. Air yang melalui Ostium akan masuk menuju rongga-rongga yang telah dibatasi oleh koanosit. Kemudian air melalui saluran yang sama menuju ke spongocoel dan keluar melalui oskulum.

Penyusun spikula antara lain adalah zat kalsium karbonat, spongin, tanam kristal silikat. Spikula memiliki bentuk yang sangat beraneka ragam. Spikula adalah bahan penyusun tubuh porifera sehingga memiliki tekstur yang lunak.

Reproduksi porifera

Dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual

Reproduksi seksual

Seperti halnya pada perkembangan seksual makhluk hidup yang lain, terjadi karena pembuahan sel telur dan sperma, namun pada porifera sperma lebih dikenal dengan nama spermatozoid. Yang dibentuk oleh sel arkeosit di dalam koanosit.
Reproduksi seksual porifera
Reproduksi seksual porifera


Porifera Berdasarkan sel kelaminnya dibedakan menjadi dua
1. Porifera  berumah 2 /(dioseus)
2. Porifera berumah 1/( monoseus hemaprodit). Pembuahan pada Porifera terjadi di dalam koanosit dan menghasilkan zigot kemudian zigot berkembang membelah secara ventrikal dan horizontal.

Reproduksi aseksual

Terjadi dengan cara pembentukan tunas (budding) serta tunas dalam (gemulae)
Tunas tersebut nantinya akan memisahkan diri dan kemudian akan membentuk individu baru. Kalaupun tunas tidak memisahkan diri dengan induknya maka akan terbentuk the Colony porifera. Sebagai catatan jika lingkungan menjadi buruk dikarenakan pH yang berubah dan penurunan atau kenaikan suhu maka akan terbentuk gemulae.

Klasifikasi Filum porifera, 4 kelas porifera

Demikian penjelasan tentang struktur tubuh porifera, sistem ekskresi, pencernaan makanan dan cara reproduksi porifera. Untuk klasifikasi porifera dan pembagian 4 kelas porifera dapat di klik pada link di atas.

Comments

Popular posts from this blog

MACAM-MACAM TEPI DAUN PADA TUMBUHAN

INDRA PERASA/PENGECAP (LIDAH)

FERMENTASI SARI BUAH