FISIOLOGI HEWAN
Laporan Praktikum Biologi. FISIOLOGI HEWAN KONSUMSI OKSIGEN PADA SERANGGA. Oksigen merupakan salah satu gas yang sangat dibutuhkan manusia untuk kehidupanya, tak terkecuali hewan dan tumbuhan. Berikut ini adalah contoh laporan praktikum fisiologi hewan yang mengapati konsumsi oksigen pada mahluk hidup. Objek yang diamati pada praktikum kali ini adalah hewan serangga yang memiliki pergerakan yang cukup gesit. hewan yang digunakan adalah kecoa atu belalang. dari pengamatan ini kita akan mengetahui seberapabesar konsumsi oksigen yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
(Konsumsi Oksigen)
KATA PENGANTAR
Asssalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi robbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum Fisiologi Hewan tentang “Konsumsi Oksigen”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Fisiologi Hewan dan sebagai mata kuliah tambahan praktikum di laboratorium guna memperdalam materi di kelas.
Penulis menyadari bahwa pembuatan laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................ 1
BAB II METODE / CARA KERJA
A. Alat dan Bahan.................................................................................. 2
B. Waktu dan Tempat ........................................................................... 2
C. Cara Kerja ......................................................................................... 2
BAB III HASIL PRAKTIKUM ..................................................................... 3
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 4
BAB V KESIMPULAN ................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bernafas. Semua makhluk hidup melakukan proses ini, demikian juga manusia. Oksidasi yang berlangsung di dalam tubuh manusia lazimnya disebut oksidasi biologis. Dalam hal ini pengambilan O2 terjadi di dalam paru-paru. Saat bernafas, kita menghirup oksigen (O2) dan menghembuskan karbon dioksida (CO2). Setiap sel penyusun tubuh membutuhkan oksigen (O2), karena tanpa oksigen sel-sel tubuh manusia terutama sel-sel otak akan rusak hanya dalam beberapa menit saja. Kebutuhan manusia akan oksigen didapatkan banyak di alam, terutama pada lingkungan yang banyak terdapat ekosistem pepohonan sebagai sumber utama mendapatkan oksigen yang cukup bagi kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Sementara itu, frekuensi pernafasan akan berbeda ditinjau dari segi banyak atau sedikitnya aktivitas. Contohnya pelari, frekuensi pernafasannya akan terasa lebih cepat dan teratur. Berbeda dengan yang tidak beraktivitas, frekuensi pernafasnya cenderung lambat dan tidak teratur.
Oksigen digunakan untuk pembakaran zat-zat makanan (protein, lemak, dan karbohidrat) dalam sel-sel tubuh. Pembakaran tersebut menghasilkan energi serta karbon dioksida (CO2). Energi inilah yang digunakan manusia untuk menjalankan aktivitas-aktivitasnya sehari-hari.
Tujuan Praktikum
Diharapkan setelah melakukan praktikum, mahasiswa dapat mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme pada beberapa hewan.
BAB II METODE / CARA KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat : respirometer (labu erlenmeyer 250 cc; prop yang diberi pipet berskala) ; pipet tetes.
Bahan : kristal NaOH/KOH; vaselin; tinta bak/kerosen yang diberi warna (methylen blue); hewan percobaan [kecoa (6 gr), belalang (4gr)]
B. Waktu Dan Tempat
1. Waktu Pelaksanaan Praktikum : Jum’at, 4 Juni 2010 pukul 10.30 WIB
2. Tempat Pelaksanaan Praktikum : Laboratorium Biologi .....
C. Cara Kerja
Memasukkan kristal NaOH ke dalam labu erlenmeyer.
Menimbang botol / labu tersebut, kemudian masukkan hewan percobaan kemudian timbang kembali. Selisih berat kedua timbangan ini adalah berat hewan.
Menutup labu / botol tadi dengan prop yang ada skalanya dan mengolesi di sekeliling prop dengan vaselin.
Meletakkan labu / botol sejajar dengan permukaan pipet dan permukaan meja.
Meneteskan tinta bak / methylen blue ke dalam pipet berskala dari ujung yang terbuka, kemudian memberi tanda tetesan yang pertama tersebut.
Mengamati pergerakan tetesan tinta, serta catat jarak yang ditempuh tiap menit (dari menit ke-1 sampai menit ke-5).
Menghitung volume udara dalam pipet tiap menit.
Melakukan hal yang sama untuk hewan percobaan yang lain.
Menghitung konsumsi oksigen per berat badan (ml/gram) dalam 5 menit.
BAB III HASIL PRAKTIKUM
- Konsumsi
Oksigen Pada Kecoa *
No
|
Waktu
|
Jarak pergerakan
|
Selisih per menit
|
1
|
Menit ke-1
|
0,02 ml
|
0,02 ml
|
2
|
Menit ke-2
|
0,04 ml
|
0,02 ml
|
3
|
Menit ke-3
|
0,08 ml
|
0,04 ml
|
4
|
Menit ke-4
|
0,14 ml
|
0,06 ml
|
5
|
Menit ke-5
|
0,18 ml
|
0,04 ml
|
RATA-RATA
|
= 0,16 = 0,032 ml
5
|
* = Berat badan kecoa 6 gram.
Tabel 1. Konsumsi rata-rata oksigen yang
diperlukan pada kecoa tiap menit
B. Konsumsi Oksigen Pada Belalang Sembah
Pada percobaan kedua yang diberi perlakuan sama dengan hewan percobaan sebelumnya, ternyata jarak pergerakan methylen blue pada belalang sembah tidak terlalu besar. Hal ini dikarenakan kebutuhan oksigen belalang tersebut sedikit dibandingkan kecoa. Pergerakan menthylen blue per menit kurang dari 0,01 sehingga menyebabkan pergerakan tinta bak/ methylen blue tidak secepat hewan percobaan pertama. Selain itu, kecepatan pergerakan (konsumsi oksigen) dipengaruhi oleh berat badan belalang sembah yaitu 4 gram. Semakin berat badan hewan tersebut, kecepatan pergerakan/ konsumsi oksigen semakin banya dan sebaliknya.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada percobaan mengenai konsumsi oksigen diperoleh data-data berupa tabel yang menjelaskan tentang konsumsi oksigen pada hewan percobaan. Dari hasil pengamatan didapatkan hasil bahwa : 1) konsumsi oksigen tiap hewan berbeda, dipengaruhi oleh berat badan (ml/gram). Pada hewan percobaan pertama (kecoa), konsumsi oksigen lebih banyak dibandingkan dengan hewan percobaan kedua (belalang sembah).
Pada kecoa, konsumsi oksigen per menit adalah 0,032 ml, hal ini berbeda jauh dengan belalang sembah yang mengkonsumsi oksigen di bawah 0,01ml per menit 2) pada percobaan ini digunakan kristal NAOH yang bertujuan untuk mengikat oksigen bebas dari dalam prop berskala dengan celah sempit. Dalam hal ini akan terlihat kebutuhan oksigen tiap menit pada kedua hewan percobaan tersebut. 3) Pada pengamatan, tetesan tinta dalam skala bergeser mendekati labu erlenmeyer. Hal ini adalah proses respirasi yang terjadi dalam labu erlenmeyer, pergeseran tadi menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi hewan percobaan per waktu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Pada pengamatan kali ini tidak semua hewan yang diujikan terlihat pergeseran prop skalanya. Hal ini dimungkinkan apabila hewan tersebut sudah lemas dan atau tergolong hewan pasif yang membutuhkan oksigen dalam jumlah sedikit. Semakin cepat pergerakan prop skalanya, maka konsumsi oksigen hewan percobaan tersebut semakin banyak dan juga sebaliknya.
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan di laboratorium mengenai konsumsi oksigen dapat disimpulkan bahwa kebutuhan oksigen tiap hewan percobaan adalah berbeda. Hal ini disebabkan oleh faktor antara lain berat badan tiap hewan (serangga) berbeda-beda serta aktivitas yang berbeda pula. Semakin berat badan hewan dan semakin banyak aktivitas, maka konsumsi oksigen akan semakin besar pula. Hal ini juga terjadi pada manusia, konsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh banyak atau sedikitnya aktivitas yang dijalankan. Banyak sedikitnya konsumsi oksigen dapat dilihat pada prop berskala, semakin cepat pergerakannya, maka kebutuhan atau konsumsi akan oksigen semakin besar. Begitu juga sebaliknya, semakin lambat pergerakan pada prop berskala, maka kebutuhan akan oksigen semakin sedikit pula.
DAFTAR PUSTAKA
Trijoko, dkk. 2005. Biologi kelas XI. Jakarta . PT Sunda Kelapa Pustaka.
Tim Dosen Fisiologi Hewan, 2010, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan, Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.
Winatasamita, Drs. Djamhur dkk. 1992. Biologi Umum. Jakarta. Universitas Terbuka, Depdikbud.
Demikian contoh laporan praktikum fisiologi hewan tentang kebutuhan oksigen pada mahlukhidup, mudahmudahan dapat bermanfaat untuk anda. jaungan lupa baca artikel tentang biologi yang lain.
Comments
Post a Comment