GENETIKA PERSILANGAN

Laporan Praktikum Biologi. GENETIKA PERSILANGAN. Berikut ini adalah contoh laporan persilangan pada tumbuhan. praktikum kali ini menggunakan kancing genetik dengan 2 warna yaitu merah dan putih. mudah-mudahan contoh laporan ini bermanfaat untuk anda.

GENETIKA PERSILANGAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
          1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
          1.2 Tujuan  Kegiatan............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3
BAB III METODE KERJA
          3.1 Waktu dan Tempat............................................................................ 5
          3.2 Bahan dan Alat................................................................................. 5
          3.3 Cara Kerja......................................................................................... 5
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
           4.1. Hasil Pengamatan............................................................................ 6
           4.2. Pembahasan..................................................................................... 6
BAB V KESIMPULAN................................................................................. 8

BAB I.  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda. Persilangan monohIbrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan hukum segresi. Hukum ini berbunyi, “Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum sativum). Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohybrid selalu berlaku hukum Mendel I. Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetic itu. Mendel menyebut bahan genetic itu hanya factor penentu (determinant) atau disingkat dengan factor.

Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986).Monohibrid Pada Tumbuhan karakter batang tinggi yang dominant terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan, termasuk jagung. Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang seperti tebu. Pada jamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah dominant terhadap yang putih.

1.2 Tujuan Kegiatan
1.      Memperoleh gambaran perbandingan fenotip yang ditentukan oleh pertemuan gamet yang berlangsung secara bebas pada proses fertilisasi (pembentukan zigot).
2.      Dapat menguji kesesuaian hasil F2 yang diperoleh dari hasil percobaan dengan teori Mendel menggunakan metode X2 (Chi square).

BAB II.  TINJAUAN PUSTAKA

Orang yang pertama kali melakukan persilangan dengan dengan menggunakan tumbuhan sebagai bahan adalah seorang alim ulama berkebangsan Australia bernama GEOGOR MENDEL (1822-1884) pada tahun 1866. Mendel diakui sebagai bapak genetika. Dalam percobaan awal Mendel ia menggunakan 1 sifat beda pada tumbuhan sebagai alat uju silang. Yang mana dalam persilangan monohybrid didapat hasil anakan dengan rasio fenotip 3 : 1. Hali ini dikarenakan gen-gen yang sealel memisah. Ini dikenal sebagai Hukum I Mendel. (Suriyo.1996)
Pada manusia diketahui bahwa rambut keriting adalah dominan terhadap rambut yang lurus. Sebagai contoh seorang pria berambut keriting heterozigot menikah dengan wanita yang juga keriting heterozigot.

Ketika tanaman-tanaman F1 dibiarkan menyerbuk sendiri, maka didapat tanaman-tanaman F2 yang memisah dengan perbandingan ¼ merah : ½ merah muda : ¼ putih atau 1:2:1. Disini kita dapat lebih mudah membedakan tanaman yang homozigot (yaitu yang berbunga merah, dan yang berbunga putih ) dari tanaman yang heterozigot (yaitu berbunga merah muda). Apabila tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga merah (MM) dibiarkan menyerbuk sesamanya atau menyerbuk sendiri, maka keturunannya akan selalu berbunga merah saja.

Demikian pula dengan tanaman-tanaman F2 homozigot berbunga putih (mm) untuk selanjutnya akan selalu menghasilkan keturunan berbunga putih saja. Adapun tanaman F2 heterozigot berbunga merah muda bila dibiarkan menyerbuk sesamanya atau mengadakan penyerbukan sendiri akan selalu menghasilkan keturunan yang memisah dengan perbandingan 1:2:1. Individu homozigot yang selalu menghasilkan keturunan tetap (tidak memisah) dinamakan galur murni. (Suryo.1996). Jika diadakan penyerbukan silang antara dua tanaman homozigot yang berbeda satu sifat missal Mirabilis jalapa (bunga pukul empat) berbunga merah yang disilangkan dengan yang berbunga putih, maka terjadilah F1 yang berbunga jambon (Merah muda). F1 yang kita sebut monohibrida ini bukan homozigot lagi, melainkan suatu heterozigot.

Jika tanaman F1 ini kita biarkan mengadakan penyerbukan sendiri, kemudian biji-biji yang dihasilkan itu kita tumbuhkan, maka kita peroleh F2 yang berupa tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih, jumlah-jumlah mana berbanding 1:2:1. Maka biji-biji F2 yang berbunga merah itu kiat tumbuhkan, kita peroleh F3 yang berbunga merah. Demikian pula biji-biji dari F2 yang berbunga putih , jika itu kita tumbuhkan kita peroleh F3 yang berbunga putih. Senaliknya F2, yang berbunga jambon itu menghasilkan F3 yang terdiri atas tanaman berbunga merah, tanaman berbunga jambon dan tanaman berbunga putih dalam perbandingan 1:2:1 lagi.

Dalam hal ini maka warna jambon itu kita namakan warna intermediet antara merah dan putih. Jadi F1 tersebut diatas merupakan suatu monohibrida yang intermediet.(Djidjosepoetro.1975)
Dalam suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistic tingkat kepercayaan itu adalah 5 % yang masih dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan analisis Chi-squrae. (Nio,tjan kiaw.1990)  Peluang menyangut derajat kepastian apakah suatu kejadian terjadi atau tidak. Dalam ilmu fenetika ilmu genetika, segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hokum peluang. Rasio persilangan Heterozigot dalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominant penuh.Jika terjadi persilangan dan hasilnya tidak esuai dengan teori.Kita dapat menguji penyimpangan ini dengan uji Chi-square degan rumus sebagai berikut:

X 2 = ∑ (O.E)2 : E
Dengan:
X2 = Chi Quadrat
O = Nilai pengamatan
E = Nilai harapan
∑ = Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor.R.R.1996)

BAB III. METODE KERJA

3.1 Waktu Dan Tempat
Kegiatan pengamatan dan percobaan ini dilaksanakan pada :
a. Waktu                      : Hari Jumat, Tanggal 6 April 2011 Pukul 09.30-11.30WIB
b. Tempat                     : Laboratorium .........................

3.2 Bahan Dan Alat
Kancing genetic yang berukuran sama terdiri dari dua warna, masing-masing warna 20 kancing genetic dan dua kantong kain.

3.3 Cara Kerja
1.      Masing-masing kelompok mempersiapkan 80 kancing genetic yang terdiri dari : 40 kancing berwarna hijau sebagai gamet pembawa gen C untuk warna hijau dan 40 kancing genetic berwana kuning sebagai gamet pembawa gen c resesif untuk warna kuning.
2.      Mempersiapkan 2 buah kantong plastic/kain gelap. Kemudian kancing genetic dimasukan kedalam kantong kain masing-masing 20 kancing genetic berwarna hijau dan 20 kancing berwarna kuning. Kedua kantung tersebut diumpamakan sebagai organ reproduksi jantan dan betina.
3.      Mengaduk secara merata kancing genetic dalam kedua kantung tersebut. Kemudian dari masing-masing kantung tersebut ambil satu butir kancing sekaligus dengan menggunakan kedua tangan tanpa melihat.
4.      Mencatat kombinasi warna hasil pengambilan kancing tersebut kedalam table pengamatan. Kemungkinan kombinasi kancing genetic yang diperoleh adalah :

  • 1 hijau- 1 hijau : menunjukan genotip CC
  • 1 hijau- 1 kuning : menunjukan genotip Cc
  • 1 kuning- 1 kuning : menunjukan genotip cc.

5.      Melakukan proses pengambilan ini sampai 20 kali dan mencatatnya kedalam table.
6.      Setelah selesai, menghitung jumlah setiap kombinasi genotip yang diperoleh. Dibuat data kelas (data setiap kelompok), kemudian uji hasilnya dengan metode X2 (Chi square) untuk melihat kesamaan hasil dengan teori Mendel.
 

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
 Dari  percobaan yang dilaksanakan dapat diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1a. Hasil percobaan imitasi monohybrid dominasi penuh (data kelompok)
Genotip
Jumlah
Fenotip
Jumlah
CC
IIIIIIIII
Hijau-hijau
9
Cc
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Hijau-kuning
22
Cc
IIIIIIIII
Kuning-kuning
9
Total

40

 Tabel 1a. Hasil percobaan imitasi monohybrid dominasi penuh (data kelas)

Kelompok
Genotip
CC
Jml
Fntp
Cc
Jml
Fntp
cc
Jml
Fntp
1
IIIIIIIII
10
Hitam
IIIIIIIIIIIIIIIIIIII
20
Hitam
IIIIIIIIII
10
kuning
2
IIIIIIIIIII
11
Merah
IIIIIIIIIIIIIIIII
18
Merah
IIIIIIIIIIIIIIIII
18
Putih
3
IIIIIIIIII
10
Hijau
IIIIIIIIIIIIIIIIIIII
20
Hijau
IIIIIIIIII
10
Putih
4
IIIIIII
7
Hitam
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
26
Hitam
IIIIIII
7
Putih
5
IIIIIIIII
9
Hijau
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
22
Hijau
IIIIIIII
9
Kuning
Total










 4.2. Pembahasan
Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan kancing genetik untuk mengetahui perbandingan genotip  diperoleh 1 : 2 : 1 (CC : Cc : cc) dan perbandingan fenotip yang diperoleh adalah 3 : 1.
Dengan rasio fenotipnya adalah :
CC : hitam
Cc : hitam
cc : putih

F1 seluruhya 100% berwarna hitam, kemudian menghasilkan keturunan kedua atau F2 dengan perbandingan 1:2:1 yaitu 3 berwarna hitam dan 1 berwarna putih. Persilangan monohibrid menghasilkan 4 kombinasi keturunan dengan rasio fenotip 3:1. Jadi setiap individu dapat berfenotip sama misalnya sama-sama bulat, tetapi bergenotip tak sama seprti CC dan Cc .

AA  ––› E1  ––›  10 :   
Aa  ––› E2  ––›  20
Aa  ––› E3  ––›  10

BABV.  KESIMPULAN



DAFTAR PUSTAK  

https://id.scribd.com/document/130982780/LAPORAN-PRAKTIKUM-khina      
http://muhlis-mulphy.blogspot.co.id/2012_11_01_archive.html 
http://biologiunja.blogspot.co.id/2009/08/laporan-praktikum-genetika-imitasi.html  
http://willyanautarisiahaan.blogspot.co.id/2016/11/laporan-praktikum-monohibrid.html  

Demikian contoh laporan praktikum genetika persilangan yang menggunakan kancing genetik mudahmudahan bermanfaat untuk anda. terimakasihtelah membaca artikel ini, jangan lupa membaca contoh artikel laporan biologi lainya.

Comments

Popular posts from this blog

MACAM-MACAM TEPI DAUN PADA TUMBUHAN

INDRA PERASA/PENGECAP (LIDAH)

FERMENTASI SARI BUAH