FISIOLOGI HEWAN Uji Kandungan Glukosa Dalam Urin
Laporan Praktikum Biologi. FISIOLOGI HEWAN Uji Kandungan Glukosa Dalam Urin. Urin merupakan hasil dari sekresi ginjal, yang artinya zat-zat tersebut tidak diperlukan dalam tubuh sehingga oleh tubuh dikeluarkan melalui sistem ekskresi salah satunya ginjal. dalam urin terdapat banyak sekali kandungan zat-zatnya antara lain urea, gula, vitamin dan lain sebagainya. berikut ini adalah contoh dari laporan praktikum untuk mengetahui nkandungan glukosa dalam urin. semoga bermanfaat.
Assalam’ualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Fisiologi Hewan pada kegiatan dua dan empat tentang Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine (air seni). Lapotan ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah fisiologi Hewan yangdi bimbing oleh bapak Hendrianto S.Si, dan Ibu Endah Yeni Sumartini S.Si.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini.
Demikian laporan praktikum ini saya buat agar dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung.
Wassalamu’ alaikum, wr. wb
............................., 21Juni 2010
Penulis
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
BAB III METODE / CARA KERJA
A. Alat dan Bahan................................................................................ 3
B. Waktu dan Tempat ......................................................................... 3
C. Cara Kerja ....................................................................................... 3
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN............................ 4
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Latar Balakang Masalah
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi Sistem Ekskresi
Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
Homeostasis
Ginjal (ren)
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal.
Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
Image:Ginjal.jpg
Fungsi ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
urea, asam urat, amoniak, creatinin,garam, anorganik, bacteri dan juga obat-obatan. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ektraseluler.Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.
Anatomi ginjal, meliputi :
Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.
Proses pembentukan urine :
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan meliputi :
Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein.
Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin.
Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memeriksa adanya kadar glukosa dalam urine serta dapat mengetahui kandungan amonia dalam urine tersebut.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein. Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin. Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Kamis, 18 Juni 2010
Waktu : Jam 10:30 sampai jam 12:00
Tempat : Laboratorium Biologi ..............
3.2 Bahan dan Alat
Bahan : Tabung reaksi, pipet, pembakar spirtus, kawat kasa, kaki tiga.
Alat : larutan benedict’s, urine.
.
3.3 Cara Kerja
Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine
Mendidihkan 5 ml larutan benedict’s dalam tabung reaksi.
Menambakan 8 tetes urine dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit, kemudian biarkan dingin.
Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi dengan indikator sbb:
a. Hijau : kadar gula 1%
b. Merah : kadar gula 1,5%
c. Orange : kadar gula 2%
d. Kuning : kadar gula 5%
Mengenal Aroma Amonia Dari Dari Penguraian Urea Dalam Urine
Memasukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
Memanaskan tabung reaksi yang berisi urine dengan pembakar spirtus
Mencium bagaimana bau / aromanya?
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakuakan bahwa, pada uji kandungan glukosa dalam urine tidak banyak kandungan glukosanya hanya (1%). Karena pengendapan urinya berwarna hijau, dan tidak terjangkit penyakit gula darah. pada kandungan amonia pada urine didapatkan bahwa terjadi proses pembentukan urine saat melalui proses augmentasi. pada urin yang kami didihkan mendapat hasil aroma pekat dan baunya menyngat (Kadar urea dalam glukosa per gram sebanyak 0,3 gram).
Tim Dosen Fisiologi Hewan, 2010, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan, Bandarlampung : Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.
Hartati, Sri. 2005. Panduan Pembelajaran Biologi XI. Surakarta. Mediatama. http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_Pada_Manusia_Dan_Hubungannya_Dengan_Kesehatan_9.1
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Uji Kandungan Glukosa Dalam Urin
KATA PENGANTAR
Assalam’ualaikum wr. wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil praktikum Fisiologi Hewan pada kegiatan dua dan empat tentang Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine (air seni). Lapotan ini ditulis untuk memenuhi tugas matakuliah fisiologi Hewan yangdi bimbing oleh bapak Hendrianto S.Si, dan Ibu Endah Yeni Sumartini S.Si.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya laporan ini.
Demikian laporan praktikum ini saya buat agar dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya mahasiswa IAIN Raden Intan Lampung.
Wassalamu’ alaikum, wr. wb
............................., 21Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum ............................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 2
BAB III METODE / CARA KERJA
A. Alat dan Bahan................................................................................ 3
B. Waktu dan Tempat ......................................................................... 3
C. Cara Kerja ....................................................................................... 3
BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN............................ 4
BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Ekskresi merupakan proses pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh, seperti CO2, H2O, NH3, zat warna empedu dan asam urat. Beberapa istilah yang erat kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
Defekasi : yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan meliputi zat yang tidak diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba usus.
Ekskresi : yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi tubuh.
Sekresi : yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil (saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Fungsi Sistem Ekskresi
Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)
Homeostasis
Ginjal (ren)
Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di rongga perut sebelah kanan depan dan kiri depan ruas-ruas tulang belakang bagian pinggang. Ginjal kanan lebih rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal yang dibelah secara membujur akan memperlihatkan bagian-bagian korteks yang merupakan lapisan luar. Medula (sumsum ginjal), dan pelvis (rongga ginjal). Di bagian korteks terdapat jutaan alat penyaring yang disebut nefron. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi dan tubulus kontortus. Badan Malpighi terdiri atas kapsula (simpai) Bowman Dan glomerulus. Glomrerulus merupakan anyaman pembuluh kapiler. Kapsula Bowman berbentuk mangkuk yang mengelilingi glomerulus.'I'ubulus kontortus terdiri atas tubulus kontortus proksimal. tubulus kontortus distal. Dan tubulus kontortus kolektivus. Di antara tubuIus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal terdapat gelung /lengkung Henle pars ascenden (naik) dan pars descenden (turun).
Penamaan beberapa bagian ginjal mengambil nama ahli yang berjasa dalam penelitian ginjal.
Kapsula Bowman mengambil nama William Bowman (l816 – 1892). Seorang ahli bedah yang merupakan perintis di bidang saluran kentih yang mengidentifikasi kapsula tersebut. Lengkung Henle meugambil nama Jacob Henle (1809-1885), seorang ahli anatomi berkebangsaan Jerman yang mendeskripsikan lengkung di dalam ginjal tersebut. Glomerulus di identifikasi oleh seorang ahli mikroanatomi berkebangsaan ltalia bernama Marcerllo Malpighi (1628 - 1694). Ginjal merupakan alat pengeluaran sisa metabolisme dalam bentuk urine yang di dalamnya mengandung air, amoniak (NH3), ureum, asam urat dan garam mineral tertentu. Penderita diabetes miletus urine mengandung glukosa.
Image:Ginjal.jpg
Fungsi ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi penting yang mempunyai beberapa fungsi, antara lain menyaring darah sehingga menghasilkan urine; mengekskresikan zat-zat yang membahayakan tubuh. misalnya protein-protein asing yang masuk ke dalam tubuh, urea, asam urat. dan bermacam -macam garam; mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya kadar gula darah yang melebihi normal; mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler; dan mempertahankan keseimbangan asam dan basa.
Mengekskresikan zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain :
urea, asam urat, amoniak, creatinin,garam, anorganik, bacteri dan juga obat-obatan. Mengekskresikan gula kelebihan gula dalam darah. Membantu keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ektraseluler.Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseim-bangan asam basa darah.
Anatomi ginjal, meliputi :
Lapisan luar (korteks/ kulit ginjal) yang mengandung kurang lebih 1 juta nefron. Tiap nefron terdiri atas badan malpighi (badan renalis) yang tersusun dari kapsula bowman dan glomerulus.Lapisan dalam (medula/ sumsum ginja) yang terdiri atas tubulus kontorti yan gbermuara pada tonjolan papila di ruang (pelvis renalis). Tubulus kontorti terdiri atas tubulus kontorti proksimal dan tubulus kontorti distal.
Proses pembentukan urine :
Terdapat 3 proses penting yang berhubungan dengan proses pembentukan urine, yaitu :
Filtrasi (penyaringan) : kapsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam glomerus yang mengandung air, garm, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerus (urine primer). Di dalam filtrat ini terlarut zat yang masih berguna bagi tubuh maupun zat yang tidak berguna bagi tubuh, misal glukosa, asm amino dan garam-garam.
Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urine primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urine sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
Ekskesi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsornsi aktif ion Na+ dan Cl- dan sekresi H+ dan K+. Di tempat sudah terbentuk urine yang sesungguhnya yang tidak terdapat glukosa dan protein lagi, selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis renalis. Dari kedua ginjal, urine dialirkan oleh pembuluh ureter ke kandung urine (vesika urinaria) kemudian melalui uretra, urine dikeluarkan dari tubuh.
Hal yang perlu diperhatikan meliputi :
Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein.
Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin.
Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memeriksa adanya kadar glukosa dalam urine serta dapat mengetahui kandungan amonia dalam urine tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine dan Amonia dalam Urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi lfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Fungsi
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urin sebagai zat yang "kotor". Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urin tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinnya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urin berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urin sebenarnya cukup steril dan hampir bau yang dihasilkan berasal dari urea. Sehingga bisa diakatakan bahwa urin itu merupakan zat yang steril.
Urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Dalam keadaan normal urine tidak mengandung glukosa dan protein. Diabetes melitus terjadi karena adanya glukosa dalam urine yang disebabkan kekurangan hormon insulin. Banyak urine yan gdikeluarkan tergantung dari banyaknya air yang diminum dan kadar ADH.
BAB III
METODE / CARA KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan praktikum dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Kamis, 18 Juni 2010
Waktu : Jam 10:30 sampai jam 12:00
Tempat : Laboratorium Biologi ..............
3.2 Bahan dan Alat
Bahan : Tabung reaksi, pipet, pembakar spirtus, kawat kasa, kaki tiga.
Alat : larutan benedict’s, urine.
.
3.3 Cara Kerja
Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine
Mendidihkan 5 ml larutan benedict’s dalam tabung reaksi.
Menambakan 8 tetes urine dalam larutan tadi dan panaskan lagi selama 1-2 menit, kemudian biarkan dingin.
Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi dengan indikator sbb:
a. Hijau : kadar gula 1%
b. Merah : kadar gula 1,5%
c. Orange : kadar gula 2%
d. Kuning : kadar gula 5%
Mengenal Aroma Amonia Dari Dari Penguraian Urea Dalam Urine
Memasukkan 1 ml urine ke dalam tabung reaksi
Memanaskan tabung reaksi yang berisi urine dengan pembakar spirtus
Mencium bagaimana bau / aromanya?
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
A. Uji Kandungan Glukosa Dalam Urine
Dari hasil praktium didapatkan data bahwa pada endapan urin yang telah dicampurkan dengan benedik dan didihkan menghasilkan warna hijau. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan glokosa dalam urine berikisar 1 % atau dengan kata lain, glukosa dalam urin berkadar terendah dan pemilik urin tersebut tidak terjangkit penyakit gula darah (diabetes meilitusng). Disebabkan karena adanya glukosa yang berlebih dalam darah.B. Amonia Dari Dari Penguraian Urea Dalam Urine
Dari hasil pengamatan mengenai aroma amonia pada urine didapatkan bukti bahwa di dalam urine yang kami lakukan untuk percobaan mengandung amonia. dibiktikan dengan aroma yang pekat dan cenderung bau menyengat. Amonia dibentuk pada saat proses augmentasi (pengumpulan) .
Molekul
|
Kadar per Gram
|
Air
Protein
Glukosa
Asam Amino
Urea
Ion Anorganik
|
900
0
1
0,5
0,3
7,2
|
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang kelompok kami lakuakan bahwa, pada uji kandungan glukosa dalam urine tidak banyak kandungan glukosanya hanya (1%). Karena pengendapan urinya berwarna hijau, dan tidak terjangkit penyakit gula darah. pada kandungan amonia pada urine didapatkan bahwa terjadi proses pembentukan urine saat melalui proses augmentasi. pada urin yang kami didihkan mendapat hasil aroma pekat dan baunya menyngat (Kadar urea dalam glukosa per gram sebanyak 0,3 gram).
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Fisiologi Hewan, 2010, Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan, Bandarlampung : Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung.
Hartati, Sri. 2005. Panduan Pembelajaran Biologi XI. Surakarta. Mediatama. http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Ekskresi_Pada_Manusia_Dan_Hubungannya_Dengan_Kesehatan_9.1
Demikian contoh laporan biologi tentang uji kandungan glukosa dalam urin. semoga bermanfaat dan dapat membantu anda menyelesaikan tugas dengan baik. terimakasih telah membaca artikel ini, jangan lupa baca contoh laporan biologi lainya.
Comments
Post a Comment