EKOLOGI Allelopati Pada Tumbuhan Tinggi
Laporan Praktikum Biologi. EKOLOGI Allelopati Pada Tumbuhan Tinggi. Berikut ini adalah contoh laporan ekologi tentang Allelopati Pada proses perkecambahan Tumbuhan tinggi. Semoga contoh laporan ini dapat membantu, dan menambah pengetahuan tentang ilmu biologi.
Banyak tumbuhan tingkat tinggi yang maapu menghasilkan senyawa organik yang bersifat autotoksik atau bersifat antibiotik. Apabila senyawa tersebut berfungsi untuk menghambat perkecambahan atau pertumbuhan tumbuhan lain yang ada didekatnya maka keadaan demikian dinamakan allelopati. Senyawa penghambat ini dilepaskan oleh tanaman penghasil dengan berbagai cara, kadang-kadang dilepaskan secara langsung lewat akar kedalam tanah dan kadang-kadang melalui proses dekomposisi bahan organik tumbuhan yang telah mati kemudian didepositkan ditanah atau pada permukaan tumbuhan, dalam hal yang khusus senyawa penghambat ini kadang-kadang berubah senyawa volatile(mudah menguap) yang dilepaskan ke udara dan dapat terdeposit dipermukaan tumbuhan apabila terjadi pengembunan. Senyawa allelopati ini mempunyai peranan yang penting dalam kompetisi intrasepesifik di antara tumbuhan untuk merebutkan sumber daya yang tersedia terbatas pada habitatnya.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh senyawa allelopati terhadap daya perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiates) yang ditumbuhkan diatas medium kapas.
2.1 Pengertian Allelopati
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya Sebagian alelopati terjadi pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh atau mati, contoh tanaman alelopati adalah Ekaliptus (Eucalyptus spp.). Hal ini dilakukan untuk memenangkan kompetisi nutrisi dengan tanaman lain yang berbeda jenis/spesies. Oleh karen itu, alelopati dapat diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga mengurangi penggunaan herbisida sintetik yang berbahaya bagi lingkungan. Contoh alelopati di dalam ekosistem perairan adalah beberapa dinoflagelata dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merugikan fitoplankton, ikan, dan binatang laut lainnya.
2.2 Alelopati pada tanaman
Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar.
Indikasi terjadinya fenomena alelopati dapat terlihat melalui beberapa bentuk, di antaranya adalah autotoksisitas, efek residu, dan penghambatan gulma. Autotoksisitas terjadi bila alelopati terjadi di antara individu dalam satu spesies yang sama, contohnya spesies Medicago sativa (alfalfa), Trifolium spp. (semanggi), dan Asparagus officinalis (asparagus). Hal ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab pertumbuhan tanaman yang tidak sama pada tahun-tahun berikutnya dalam pertanian. Salah satu bentuk alelopati tanaman lainnya adalah residu dari beberapa tanaman diketahui dapat mengurangi perkecambahan gulma. Beberapa tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan gulma melalui proses alelopati adalah Avena fatua (haver), E. repens (semacam rumput), Cirsium arvense, dan Stellaria media
3.1 Waktu Dan Tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada :
a. Waktu : Hari Selasa, Tanggal 24 Mei 2011 Pukul 08.00-10.00 WIB
b. Tempat : Gedung Botani ....................................
3.2 Alat dan Bahan
Bahan dan Alat :
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiates)
2. Akar alang-alang
3. Rumput teki
4. Kertas saring
5. Petridish
6. Gelas ukur
7. Aquades
8. Lumpang mortal dan penumbuk
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 20 gram bagian tanaman yang telah disediakan
2. Menumbuk bahan-bahan praktikum didalam mortal sampai halus
3. Melarutkan dalam 100 ml aquades sambil diaduk sampai rata dan disaring dengan kertas saring.
4. Memilih 50 biji kacang hijau kemudian dibagi dua ditaruh di dalam petridish yang telah diberi kertas saring
5. Salah satu disiram dengan ekstrak tanaman dan yang lainnya disiram dengan aquades.
6. Mengamati perkecambahan yang berlangsung setiap hari dan dijaga jangan medium mengering.
4.1 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan diperoleh data seperti table diatas, dari tabel yang pertama yaitu percobaan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan aquades, disini terjadi perubahan-perubahan yang cepat dikarenakan menggunakan aquades, dalam waktu 4 (empat) hari pertumbuhan biji kacang hijau tersebut sangat pesat dibadingkan dengan pertumbuhan kacang hijau yang disiram dengan ekstrak tanaman. Hal ini dikarenakan aquades murni tidak ada unsur-unsur lain didalamnya sehingga membuat pertumbuhan tersebut cepat. Dari 50 kacang hijau semuanya terjadi perkecambahan tidak ada yang rusak/busuk.
Dari percobaan yang kedua yaitu pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang, pertumbuhannya biji kacang hijau mulai pecah pada hari ketiga, pertumbuhan ini agak lambat dikarenakan air dari tumbukan alang-alang mengandung unsur-unsur yang menyebabkan terlambatnya perkecambahan. Dari 50 yang berhasil 43 biji kacang hijau yang 7 rusak/busuk.
Percobaan ketiga yaitu hasil pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar rumput teki, Biji kacang hijau memecah keseluruh bagian biji pada hari ke empat. Pertumbuhannya lebih cepat dibadingkan dengan pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang. Dari 50 yang berhasil 44 biji kacang hijau yang 6 rusak/busuk.
Percobaan ke empat yaitu pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan daun akasia, biji kacang hijau mulai pecah pada hari ke empat, pertumbuhanya lebih cepat dari pada pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alassng,tetapi banyak mengalami kerusakan, hal ini dikarenakan kandungn unsur yang terkandung didalam daun akasia. Dari 50 yang berhasil 47 biji kacang hijau yang 3 rusak/busuk.
Dalam penelitian tentang allelopati pada tumbuhan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Penghambat perkecambahan atau pertumbuhan tumbuhan lain yang ada didekat tumbuhan adalah keadaan yang dinamakan allelopati.
2. Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji.
3. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah :
Tim Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi, Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Iain Raden Intan Lampung .
https://en.wikipedia.org/wiki/Allelopathy
EKOLOGI Allelopati Pada Tumbuhan Tinggi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahBanyak tumbuhan tingkat tinggi yang maapu menghasilkan senyawa organik yang bersifat autotoksik atau bersifat antibiotik. Apabila senyawa tersebut berfungsi untuk menghambat perkecambahan atau pertumbuhan tumbuhan lain yang ada didekatnya maka keadaan demikian dinamakan allelopati. Senyawa penghambat ini dilepaskan oleh tanaman penghasil dengan berbagai cara, kadang-kadang dilepaskan secara langsung lewat akar kedalam tanah dan kadang-kadang melalui proses dekomposisi bahan organik tumbuhan yang telah mati kemudian didepositkan ditanah atau pada permukaan tumbuhan, dalam hal yang khusus senyawa penghambat ini kadang-kadang berubah senyawa volatile(mudah menguap) yang dilepaskan ke udara dan dapat terdeposit dipermukaan tumbuhan apabila terjadi pengembunan. Senyawa allelopati ini mempunyai peranan yang penting dalam kompetisi intrasepesifik di antara tumbuhan untuk merebutkan sumber daya yang tersedia terbatas pada habitatnya.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh senyawa allelopati terhadap daya perkecambahan biji kacang hijau (Phaseolus radiates) yang ditumbuhkan diatas medium kapas.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Allelopati
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti "satu sama lain" dan pathos yang berarti "menderita". Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya Sebagian alelopati terjadi pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh atau mati, contoh tanaman alelopati adalah Ekaliptus (Eucalyptus spp.). Hal ini dilakukan untuk memenangkan kompetisi nutrisi dengan tanaman lain yang berbeda jenis/spesies. Oleh karen itu, alelopati dapat diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga mengurangi penggunaan herbisida sintetik yang berbahaya bagi lingkungan. Contoh alelopati di dalam ekosistem perairan adalah beberapa dinoflagelata dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merugikan fitoplankton, ikan, dan binatang laut lainnya.
2.2 Alelopati pada tanaman
Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji. Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan, pertumbuhan, serta perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar.
Indikasi terjadinya fenomena alelopati dapat terlihat melalui beberapa bentuk, di antaranya adalah autotoksisitas, efek residu, dan penghambatan gulma. Autotoksisitas terjadi bila alelopati terjadi di antara individu dalam satu spesies yang sama, contohnya spesies Medicago sativa (alfalfa), Trifolium spp. (semanggi), dan Asparagus officinalis (asparagus). Hal ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab pertumbuhan tanaman yang tidak sama pada tahun-tahun berikutnya dalam pertanian. Salah satu bentuk alelopati tanaman lainnya adalah residu dari beberapa tanaman diketahui dapat mengurangi perkecambahan gulma. Beberapa tanaman yang dapat menghambat pertumbuhan gulma melalui proses alelopati adalah Avena fatua (haver), E. repens (semacam rumput), Cirsium arvense, dan Stellaria media
BAB III. METODE
3.1 Waktu Dan Tempat
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada :
a. Waktu : Hari Selasa, Tanggal 24 Mei 2011 Pukul 08.00-10.00 WIB
b. Tempat : Gedung Botani ....................................
3.2 Alat dan Bahan
Bahan dan Alat :
1. Biji kacang hijau (Phaseolus radiates)
2. Akar alang-alang
3. Rumput teki
4. Kertas saring
5. Petridish
6. Gelas ukur
7. Aquades
8. Lumpang mortal dan penumbuk
3.3 Cara Kerja
1. Menimbang 20 gram bagian tanaman yang telah disediakan
2. Menumbuk bahan-bahan praktikum didalam mortal sampai halus
3. Melarutkan dalam 100 ml aquades sambil diaduk sampai rata dan disaring dengan kertas saring.
4. Memilih 50 biji kacang hijau kemudian dibagi dua ditaruh di dalam petridish yang telah diberi kertas saring
5. Salah satu disiram dengan ekstrak tanaman dan yang lainnya disiram dengan aquades.
6. Mengamati perkecambahan yang berlangsung setiap hari dan dijaga jangan medium mengering.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan diperoleh data seperti table diatas, dari tabel yang pertama yaitu percobaan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan aquades, disini terjadi perubahan-perubahan yang cepat dikarenakan menggunakan aquades, dalam waktu 4 (empat) hari pertumbuhan biji kacang hijau tersebut sangat pesat dibadingkan dengan pertumbuhan kacang hijau yang disiram dengan ekstrak tanaman. Hal ini dikarenakan aquades murni tidak ada unsur-unsur lain didalamnya sehingga membuat pertumbuhan tersebut cepat. Dari 50 kacang hijau semuanya terjadi perkecambahan tidak ada yang rusak/busuk.
Dari percobaan yang kedua yaitu pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang, pertumbuhannya biji kacang hijau mulai pecah pada hari ketiga, pertumbuhan ini agak lambat dikarenakan air dari tumbukan alang-alang mengandung unsur-unsur yang menyebabkan terlambatnya perkecambahan. Dari 50 yang berhasil 43 biji kacang hijau yang 7 rusak/busuk.
Percobaan ketiga yaitu hasil pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar rumput teki, Biji kacang hijau memecah keseluruh bagian biji pada hari ke empat. Pertumbuhannya lebih cepat dibadingkan dengan pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang. Dari 50 yang berhasil 44 biji kacang hijau yang 6 rusak/busuk.
Percobaan ke empat yaitu pengamatan pertumbuhan kacang hijau di siram dengan daun akasia, biji kacang hijau mulai pecah pada hari ke empat, pertumbuhanya lebih cepat dari pada pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alassng,tetapi banyak mengalami kerusakan, hal ini dikarenakan kandungn unsur yang terkandung didalam daun akasia. Dari 50 yang berhasil 47 biji kacang hijau yang 3 rusak/busuk.
BABV. KESIMPULAN
1. Penghambat perkecambahan atau pertumbuhan tumbuhan lain yang ada didekat tumbuhan adalah keadaan yang dinamakan allelopati.
2. Tumbuhan dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji.
3. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah :
- Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan aquades
- Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang
- Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar ruput teki
- Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan daun akasia
Daftar Pustaka
Kimball, J.W.1963. Biologi , Jakarta :Erlangga.Tim Dosen, Penuntun Praktikum Ekologi, Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah Iain Raden Intan Lampung .
https://en.wikipedia.org/wiki/Allelopathy
LAMPIRAN
Dari hasil penelitian
diperoleh data
sebagai berikut:
Table
1. Hasil pengamatan Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan aquades
Hari
ke
|
Pengamatan
|
1.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
2.
|
Biji
kacang hijau mulai pecah
|
3.
|
Biji
kacang hijau memecah keseluruh bagian biji
|
4.
|
Mulai
tumbuh perkecambahan dengan mulai tumbuhnya plumula
|
5.
|
Testa
mulai terkelupas
|
6.
|
Kotiledon
mulai muncul
|
7.
|
Daun
sejati mulai muncul
|
Table
2. Hasil pengamatan Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar alang-alang
Hari
ke
|
Pengamatan
|
1.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
2.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
3.
|
Biji
kacang hijau mulai pecah
|
4.
|
Biji
kacang hijau memecah keseluruh bagian biji
|
5.
|
Testa
mulai terkelupas
|
6.
|
Kotiledon
mulai muncul
|
7.
|
Kotiledon
mulai muncul
|
Table
3. Hasil pengamatan Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan akar ruput
teki
Hari
ke
|
Pengamatan
|
s1.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
2.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
3.
|
Biji
kacang hijau mulai pecah
|
4.
|
Biji
kacang hijau memecah keseluruh bagian biji
|
5.
|
Biji
kacang hijau memecah keseluruh bagian biji
|
6.
|
Testa
mulai terkelupas
|
7.
|
Kotiledon
mulai muncul
|
Table
4. Hasil pengamatan Pertumbuhan kacang hijau di siram dengan daun akasia
Hari
ke
|
Pengamatan
|
1.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
2.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
3.
|
Belum
muncul perkecambahan
|
4.
|
Biji
kacang hijau mulai pecah
|
5.
|
Biji
kacang hijau memecah keseluruh bagian biji
|
6.
|
Testa
mulai terkelupas
|
7.
|
Kotiledon
mulai muncul
|
Gamabar 1. Daun tumbukan akasia,rumput teki,akasia
Gambar 2. Tumbukan rumput teki
Gamabar 3. Tumbukan daun alang-alang
Gamabar 4. Tumbukan daun akasi
Gamabar 5. Pertumbuhan kecambah disiram dengan aquades
Gamabar 6. Pertumbuhan kecambah disiram dengan rumput teki
Gamabar 7. Pertumbuhan kecambah disiram dengan alang-alang
Gamabar 8. Pertumbuhan kecambah disiram dengan akasia
Terimakasih sudah berkunjung Mudah-mudahan contoh laporan ekologi tentang allelopati dapat bermanfaat dan membantu anda dalam menyelesaikan tugas. silahkan baca contoh laporan praktikum biologi lainya disini.
Gambar 2. Tumbukan rumput teki
Gamabar 3. Tumbukan daun alang-alang
Gamabar 4. Tumbukan daun akasi
Gamabar 5. Pertumbuhan kecambah disiram dengan aquades
Gamabar 6. Pertumbuhan kecambah disiram dengan rumput teki
Gamabar 7. Pertumbuhan kecambah disiram dengan alang-alang
Gamabar 8. Pertumbuhan kecambah disiram dengan akasia
Terimakasih sudah berkunjung Mudah-mudahan contoh laporan ekologi tentang allelopati dapat bermanfaat dan membantu anda dalam menyelesaikan tugas. silahkan baca contoh laporan praktikum biologi lainya disini.
Comments
Post a Comment