GENETIKA
Laporan Praktikum Biologi. Genetika. Berikut ini adalah contoh laporan biologi mengenai kancing genetik. semoga dapat bermanfaat dan membantu menyelesaikan tugas anda.
G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman, merumuskan suatu prinsip yang selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yang menyatakan bahwa : Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi.
Selain kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
(1) dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya,
(2) dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk, (3) dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk menguji prinsip-prinsip kesetimbangan (equilibrium) genetika dan seleksi alam sebagai suatu proses yang berhubungan dengan evolusi populasi.
Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908 menemukan dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu populasi. Prinsip yang berupa pernyataan teoritis tersebut dikenal sebagai hukum (prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg. Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:
Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini.
rms1
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.
Hukum Hardy-Weinberg, dapat dirumuskan sebagai berikut : p2 + 2 pq + q2 = 1
hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy- weinberg dalam populasi yaitu adanya:
Seleksi alam hanya terjadi pada fenotif. Gen-gen yang tidak disukai harus terekspresikan agar bisa terjadi seleksi. Jadi, jika A dominan terhadap a dan aa menghasilkan fenotip yang tidak disukai, maka akan terjadi seleksi yang menghapuskan sebagian besar individu aa dibandingkan dengan individu AA atau Aa. Mensimulasikan seandainya seleksi yang terjadi menghapuskan setengah kancing merah dari persentase individu aa berdasarkan data kelas. Contohnya: jika diperoleh 17% dari populasi adalah individu aa, maka anda harus mengambil 17 kancing merah dari kantong untuk dipisahkan, sehingga tingal tersisa 83 kancing dari jumlah keseluruhannya. Individu-individu dapat memberikan kontribusi genetik yang berbeda karena mereka mempunyai daya hidup dan tingkat kesuburan yang berbeda.
Kegiatan praktikum ini dilaksanakan pada :
a. Waktu : Hari Kamis, Tanggal 12 Mei 2011 Pukul 15.00-16.30 WIB
b. Tempat : Laboratorium Biologi ......................................
B. Alat dan Bahan
Kancing genetic : 60 buah warna putih (alel A) dan 40 buah warna merah (alel a), dan mangkuk / kantong.
C. Cara Kerja
Kesetimbangan Hardy-Weinberg
1. Menutup kantong dengan tangan dan mengocok untuk mencampur kancing-kancing dengan acak.
2. Mengambil satu pasang atau dua kancing tanpa melihatnya. Pasangan kancing ini merupakan gambaran kombinasi diploid suatu alel dari individu generasi berikutnya.
3. Mencatat pasangan gen tersebut (genotif) pada tabel satu. Mengembalikan kancing-kancing tersebut ke dalam kantong untuk dikocok lagi. Langkah ini diulang untuk mendapatkan jumlah 100 genotif.
4. Dari hasil pencatatan genotip pada tabel, menghitung frekuensi gen dan frekuensi genotif dengan mengikuti persamaan-persamaannya, memasukkan hasilnya pada tabel1.
Frekuensi AA = Total AA
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi Aa = Total Aa
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi aa = Total aa
Total AA + Total Aa + Total aa
2. Melaporkan hasilnya pada asisten atau ketua kelas untuk dicatat pada data kelas. Jika semua hasil kelas telah diperoleh, berarti data tersebut bisa untuk data satu generasi. Menghitung informasi yang dibutuhkan pada tabel 2a dengan menggunakan persamaan pada bagian A.
3. Seleksi alam hanya terjadi pada fenotif. Gen-gen yang tidak disukai harus terekspresikan agar bisa terjadi seleksi. Jadi, jika A dominan terhadap a dan aa menghasilkan fenotip yang tidak disukai, maka akan terjadi seleksi yang menghapuskan sebagian besar individu aa dibandingkan dengan individu AA atau Aa. Mensimulasikan seandainya seleksi yang terjadi menghapuskan setengah kancing merah dari persentase individu aa berdasarkan data kelas. Contohnya: jika diperoleh 17% dari populasi adalah individu aa, maka anda harus mengambil 17 kancing merah dari kantong untuk dipisahkan, sehingga tingal tersisa 83 kancing dari jumlah keseluruhannya.
4. Mengambil lagi pasangan-pasangan kancing seperti semula dan catatlah hasilnya untuk tiap genotifnya sebagai generasi kedua pada tabel 2b.
5. Melaporkan hasilnya pada asisten atau ketua kelas dan menghitung hasil pengukuran seluruh kelas dengan melengkapi tabel 2b untuk generasi kedua.
A. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang dilaksanakan dapat diperoleh data sebagai berikut :
KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG
DAN SELEKSI ALAM
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahG.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman, merumuskan suatu prinsip yang selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yang menyatakan bahwa : Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi.
Selain kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
(1) dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya,
(2) dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk, (3) dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar untuk mengukur perubahan genetik.
B. Tujuan Kegiatan
Kegiatan praktikum ini bertujuan untuk menguji prinsip-prinsip kesetimbangan (equilibrium) genetika dan seleksi alam sebagai suatu proses yang berhubungan dengan evolusi populasi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:
- Ukuran populasi harus besar
- Ada isolasi dari polulasi lain
- Tidak terjadi mutasi
- Perkawinan acak
- Tidak terjadi seleksi alam
Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini.
rms1
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.
A. Frekuensi gen di dalam populasi
Frekuensi gen adalah perbandingan antara gen yang satu dengan gen lainnya di dalam suatu populsi. Misal suatu populasi mempunyai gen dominan A dan gen resesif a. Kedua gen tersebut sama-sama adaptif. Maka generasi yang bergenotif AA, Aa maupun aa mempunyai daya fertilitas dan viabelitas yang sama.B. Hukum Hardy-Weinberg
Hukum hardy-Weinberg menyatakan bahwa keseimbangan frekeunsi genotif Aa, Aa, aa serta perbandingan gen A dan a dari generasi ke generasi akan selalu sama, apabila :- populasi harus cukup besar suaya tidak mungkin memberi peluang untuk mengubah secara sendirian frekuensi gen
- tidak terjadi mutasi
- tidak terjadi migrasi, baik keluar maupun masuk
- tidak terjadi seleksi alam
- perkawinan terjadi secara acak atau random
- reproduksi berlangsung sukses dan secara acak
Hukum Hardy-Weinberg, dapat dirumuskan sebagai berikut : p2 + 2 pq + q2 = 1
hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy- weinberg dalam populasi yaitu adanya:
- Hanyutan genetik (genetic drift),
- Arus gen (gene flow),
- Mutasi,
- Perkawinan tidak acak, dan
- Seleksi alam.
C. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah suatu proses alam memilih atau menyeleksi individu-individu yang memiliki sifat-sifat adaptasi terbaik terhadap lingkungan tertentu. Apabila makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.Seleksi alam hanya terjadi pada fenotif. Gen-gen yang tidak disukai harus terekspresikan agar bisa terjadi seleksi. Jadi, jika A dominan terhadap a dan aa menghasilkan fenotip yang tidak disukai, maka akan terjadi seleksi yang menghapuskan sebagian besar individu aa dibandingkan dengan individu AA atau Aa. Mensimulasikan seandainya seleksi yang terjadi menghapuskan setengah kancing merah dari persentase individu aa berdasarkan data kelas. Contohnya: jika diperoleh 17% dari populasi adalah individu aa, maka anda harus mengambil 17 kancing merah dari kantong untuk dipisahkan, sehingga tingal tersisa 83 kancing dari jumlah keseluruhannya. Individu-individu dapat memberikan kontribusi genetik yang berbeda karena mereka mempunyai daya hidup dan tingkat kesuburan yang berbeda.
BAB III. METODE KERJA
A. Waktu Dan TempatKegiatan praktikum ini dilaksanakan pada :
a. Waktu : Hari Kamis, Tanggal 12 Mei 2011 Pukul 15.00-16.30 WIB
b. Tempat : Laboratorium Biologi ......................................
B. Alat dan Bahan
Kancing genetic : 60 buah warna putih (alel A) dan 40 buah warna merah (alel a), dan mangkuk / kantong.
C. Cara Kerja
Kesetimbangan Hardy-Weinberg
1. Menutup kantong dengan tangan dan mengocok untuk mencampur kancing-kancing dengan acak.
2. Mengambil satu pasang atau dua kancing tanpa melihatnya. Pasangan kancing ini merupakan gambaran kombinasi diploid suatu alel dari individu generasi berikutnya.
3. Mencatat pasangan gen tersebut (genotif) pada tabel satu. Mengembalikan kancing-kancing tersebut ke dalam kantong untuk dikocok lagi. Langkah ini diulang untuk mendapatkan jumlah 100 genotif.
4. Dari hasil pencatatan genotip pada tabel, menghitung frekuensi gen dan frekuensi genotif dengan mengikuti persamaan-persamaannya, memasukkan hasilnya pada tabel1.
Frekuensi AA = Total AA
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi Aa = Total Aa
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi aa = Total aa
Total AA + Total Aa + Total aa
Seleksi Alam
1. Meletakkan semua kancing ke dalam kantung seperti halnya pada bagian A. mengambil kancing secara berpasangan dan catatlah hasilnya hingga sampai 100 genotif pada tabel 2a.2. Melaporkan hasilnya pada asisten atau ketua kelas untuk dicatat pada data kelas. Jika semua hasil kelas telah diperoleh, berarti data tersebut bisa untuk data satu generasi. Menghitung informasi yang dibutuhkan pada tabel 2a dengan menggunakan persamaan pada bagian A.
3. Seleksi alam hanya terjadi pada fenotif. Gen-gen yang tidak disukai harus terekspresikan agar bisa terjadi seleksi. Jadi, jika A dominan terhadap a dan aa menghasilkan fenotip yang tidak disukai, maka akan terjadi seleksi yang menghapuskan sebagian besar individu aa dibandingkan dengan individu AA atau Aa. Mensimulasikan seandainya seleksi yang terjadi menghapuskan setengah kancing merah dari persentase individu aa berdasarkan data kelas. Contohnya: jika diperoleh 17% dari populasi adalah individu aa, maka anda harus mengambil 17 kancing merah dari kantong untuk dipisahkan, sehingga tingal tersisa 83 kancing dari jumlah keseluruhannya.
4. Mengambil lagi pasangan-pasangan kancing seperti semula dan catatlah hasilnya untuk tiap genotifnya sebagai generasi kedua pada tabel 2b.
5. Melaporkan hasilnya pada asisten atau ketua kelas dan menghitung hasil pengukuran seluruh kelas dengan melengkapi tabel 2b untuk generasi kedua.
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang dilaksanakan dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1. Perbandingan genotif hasil pengamatan praktikum
Hardy-Weinberg
Kelompok
|
AA
|
Aa
|
aa
|
1
|
39
|
42
|
19
|
2
|
35
|
50
|
15
|
3
|
15
|
30
|
5
|
4
|
52
|
33
|
15
|
5
|
37
|
46
|
17
|
Tabel 2a. Data kelas ratio genotif hasil pengamatan
praktikum Seleksi Alam
Kelompok
|
AA
|
Aa
|
aa
|
1
|
41
|
31
|
9
|
2
|
41
|
40
|
4
|
3
|
37
|
45
|
9
|
4
|
38
|
34
|
13
|
5
|
50
|
23
|
10
|
B. Pembahasan
Hukum Hardy-Weinberg
Frekuensi AA = Total AA
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi Aa = Total Aa
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi aa = Total aa
Total AA + Total Aa + Total aa
AA = p2
Aa = 2 (pq)
Aa = q2
Kelompok 1.
Frekuensi AA = 39 = 39 = 0,39 ……… (p)
39 + 42 + 19 100
Frekuensi Aa = 42 = 42 = 0,42
39 + 42 + 19 100
Frekuensi aa = 19 = 19 = 0,19 ………. (q)
39 + 42 + 19 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,39)2 = 2(0,39 . 0,19) = (0,19)2
= 0,1521 = 2 x 0,0741 = 0,0361
= 0, 1482
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 19 kancing
Frekuensi AA = 41 = 41 = 0,506 ……… (p)
41 + 31 + 9 81
Frekuensi Aa = 31 = 31 = 0,38
41 + 31 + 9 81
Frekuensi aa = 9 = 9 = 0,098 ………. (q)
41 + 31 + 9 81
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,506)2 = 2(0,506 . 0,098) = (0,098)2
= 0,256 = 2 x 0,0495 = 0,0096
= 0,099
Kelompok 2.
Frekuensi AA = 35 = 35 = 0,35 ……… (p)
35 + 50 +15 100
Frekuensi Aa = 50 = 50 = 0,5
35 + 50 +15 100
Frekuensi aa = 15 = 15 = 0,15 ………. (q)
35 + 50 +15 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,35)2 = 2(0,35 . 0,15) = (0,15)2
= 0,1225 = 2 x 0,0525 = 0,025
= 0, 105
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 15 kancing
Frekuensi AA = 41 = 41 = 0,48 ……… (p)
41 + 40 + 4 85
Frekuensi Aa = 40 = 40 = 0,47
41 + 40 + 4 85
Frekuensi aa = 4 = 4 = 0,05 ………. (q)
41 + 40 + 4 85
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,48)2 = 2(0,48 . 0,05) = (0,05)2
= 0,023 = 2 x 0,024 = 0,0025
= 0,048
Kelompok 3
Frekuensi AA = 33 = 33 = 0,33 ……… (p)
33 + 57 + 10 100
Frekuensi Aa = 37 = 37 = 0,37
33 + 57 + 10 100
Frekuensi aa = 10 = 10 = 0,01 ………. (q)
33 + 57 + 10 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,33)2 = 2(0,33 . 0,01) = (0,01)2
= 0,099 = 2 x 0,0033 = 0,0001
= 0,0066
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 10 kancing
Frekuensi AA = 37 = 37 = 0,41 ……… (p)
37 + 47 + 9 91
Frekuensi Aa = 47 = 47 = 0,51
37 + 47 + 9 91
Frekuensi aa = 9 = 9 = 0,01 ………. (q)
37 + 47 + 9 91
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,41)2 = 2(0,41 . 0,01) = (0,01)2
= 0,168 = 2 x 0,0041 = 0,0001
= 0,0082
Kelompok 4.
Frekuensi AA = 52 = 52 = 0,52 ……… (p)
52 + 33 + 15 100
Frekuensi Aa = 33 = 33 = 0,33
52 + 33 + 15 100
Frekuensi aa = 15 = 15 = 0,15 ………. (q)
52 + 33 + 15 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,52)2 = 2(0,52 . 0,1) = (0,15)2
= 0,27 = 2 x 0,078 = 0,0225
= 0, 156
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 15 kancing
Frekuensi AA = 38 = 38 = 0,45 ……… (p)
38 + 34 + 13 85
Frekuensi Aa = 34 = 34 = 0,4
41 + 31 + 9 85
Frekuensi AA = 13 = 13 = 0,15 ………. (q)
41 + 31 + 9 85
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,45)2 = 2(0,45 . 0,15) = (0,15)2
= 0,2025 = 2 x 0,0675 = 0,0225
= 0,135
Kelompok 5.
Frekuensi AA = 37 = 37 = 0,37 ……… (p)
37 + 46 + 17 100
Frekuensi Aa = 46 = 46 = 0,46
37 + 46 + 17 100
Frekuensi aa = 17 = 17 = 0,17 ………. (q)
37 + 46 + 17 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,37)2 = 2(0,37 . 0,17) = (0,17)2
= 0,1369 = 2 x 0,0629 = 0,0289
= 0, 1258
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 17 kancing
Frekuensi AA = 50 = 50 = 0,602 ……… (p)
50 + 23 + 10 83
Frekuensi Aa = 23 = 23 = 0,277
50 + 23 + 10 83
Frekuensi AA = 10 = 10 = 0,120 ………(q)
50 + 23 + 10 83
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,602)2 = 2(0,602 . 0,120) = (0,120)2
= 0,362 = 0,144 = 0,014
Kegiatan praktikum tentang kesetimbangan Hardy-Weinberg dan Seleksi Alam dapat disimpulkan bahwa:
1. Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena hukum
Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi.
2. Dari hasil pengamatan diperoleh data kelas rasio genotip seleksi alam yang berbeda-beda dari generasi ke generasi. Kelompok satu membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 9%, sedangkan kelompok dua membuang sifat resesif sebanyak 15%, kelompok 3 sebanyak 5%, kelompok 4 sebanyak 15% dan kelompok 5 sebanyak 17%. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
3. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya:
a. Hanyutan genetik (genetic drift),
Praktikum seleksi alam menunjukkan bahwa sifat resesif pada perbandingan genotip hasil pengamatan Hardy-weinberg yang telah membuang sifat resesif yang ada, menunjukkan jumlah sifat resesif yang lebih kecil.
Tim Dosen Genetika, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.
Dr. Istamar, M.Pd. 2007. Buku Paket Biologi Jilid 3A. Jakarta: Erlangga
http://nidawafiqahnabila.blogspot.com/2009/02/dihibrid-genetika-dasar.html (diakses pada tanggal 19 April 2011, 19:45)
http://www.unjabisnis.net/2009/09/laporan-praktikum-genetika-imitasi.html
Demikian contoh laporan praktikum biologi pada matakuliah Genetika Kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi genotif. Semoga bermanfaat untuk anda dan dapat menambah pengetahuan anda. jangan lupa baca artikel laporan praktikum lainnya disini.
Hukum Hardy-Weinberg
Frekuensi AA = Total AA
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi Aa = Total Aa
Total AA + Total Aa + Total aa
Frekuensi aa = Total aa
Total AA + Total Aa + Total aa
AA = p2
Aa = 2 (pq)
Aa = q2
Kelompok 1.
Frekuensi AA = 39 = 39 = 0,39 ……… (p)
39 + 42 + 19 100
Frekuensi Aa = 42 = 42 = 0,42
39 + 42 + 19 100
Frekuensi aa = 19 = 19 = 0,19 ………. (q)
39 + 42 + 19 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,39)2 = 2(0,39 . 0,19) = (0,19)2
= 0,1521 = 2 x 0,0741 = 0,0361
= 0, 1482
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 19 kancing
Frekuensi AA = 41 = 41 = 0,506 ……… (p)
41 + 31 + 9 81
Frekuensi Aa = 31 = 31 = 0,38
41 + 31 + 9 81
Frekuensi aa = 9 = 9 = 0,098 ………. (q)
41 + 31 + 9 81
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,506)2 = 2(0,506 . 0,098) = (0,098)2
= 0,256 = 2 x 0,0495 = 0,0096
= 0,099
Kelompok 2.
Frekuensi AA = 35 = 35 = 0,35 ……… (p)
35 + 50 +15 100
Frekuensi Aa = 50 = 50 = 0,5
35 + 50 +15 100
Frekuensi aa = 15 = 15 = 0,15 ………. (q)
35 + 50 +15 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,35)2 = 2(0,35 . 0,15) = (0,15)2
= 0,1225 = 2 x 0,0525 = 0,025
= 0, 105
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 15 kancing
Frekuensi AA = 41 = 41 = 0,48 ……… (p)
41 + 40 + 4 85
Frekuensi Aa = 40 = 40 = 0,47
41 + 40 + 4 85
Frekuensi aa = 4 = 4 = 0,05 ………. (q)
41 + 40 + 4 85
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,48)2 = 2(0,48 . 0,05) = (0,05)2
= 0,023 = 2 x 0,024 = 0,0025
= 0,048
Kelompok 3
Frekuensi AA = 33 = 33 = 0,33 ……… (p)
33 + 57 + 10 100
Frekuensi Aa = 37 = 37 = 0,37
33 + 57 + 10 100
Frekuensi aa = 10 = 10 = 0,01 ………. (q)
33 + 57 + 10 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,33)2 = 2(0,33 . 0,01) = (0,01)2
= 0,099 = 2 x 0,0033 = 0,0001
= 0,0066
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 10 kancing
Frekuensi AA = 37 = 37 = 0,41 ……… (p)
37 + 47 + 9 91
Frekuensi Aa = 47 = 47 = 0,51
37 + 47 + 9 91
Frekuensi aa = 9 = 9 = 0,01 ………. (q)
37 + 47 + 9 91
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,41)2 = 2(0,41 . 0,01) = (0,01)2
= 0,168 = 2 x 0,0041 = 0,0001
= 0,0082
Kelompok 4.
Frekuensi AA = 52 = 52 = 0,52 ……… (p)
52 + 33 + 15 100
Frekuensi Aa = 33 = 33 = 0,33
52 + 33 + 15 100
Frekuensi aa = 15 = 15 = 0,15 ………. (q)
52 + 33 + 15 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,52)2 = 2(0,52 . 0,1) = (0,15)2
= 0,27 = 2 x 0,078 = 0,0225
= 0, 156
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 15 kancing
Frekuensi AA = 38 = 38 = 0,45 ……… (p)
38 + 34 + 13 85
Frekuensi Aa = 34 = 34 = 0,4
41 + 31 + 9 85
Frekuensi AA = 13 = 13 = 0,15 ………. (q)
41 + 31 + 9 85
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,45)2 = 2(0,45 . 0,15) = (0,15)2
= 0,2025 = 2 x 0,0675 = 0,0225
= 0,135
Kelompok 5.
Frekuensi AA = 37 = 37 = 0,37 ……… (p)
37 + 46 + 17 100
Frekuensi Aa = 46 = 46 = 0,46
37 + 46 + 17 100
Frekuensi aa = 17 = 17 = 0,17 ………. (q)
37 + 46 + 17 100
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,37)2 = 2(0,37 . 0,17) = (0,17)2
= 0,1369 = 2 x 0,0629 = 0,0289
= 0, 1258
Data seleksi alam : membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 17 kancing
Frekuensi AA = 50 = 50 = 0,602 ……… (p)
50 + 23 + 10 83
Frekuensi Aa = 23 = 23 = 0,277
50 + 23 + 10 83
Frekuensi AA = 10 = 10 = 0,120 ………(q)
50 + 23 + 10 83
AA = p2 Aa = 2(pq) aa = q2
= (0,602)2 = 2(0,602 . 0,120) = (0,120)2
= 0,362 = 0,144 = 0,014
BAB V. KESIMPULAN
1. Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena hukum
Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi.
2. Dari hasil pengamatan diperoleh data kelas rasio genotip seleksi alam yang berbeda-beda dari generasi ke generasi. Kelompok satu membuang sifat resesif yaitu aa sebanyak 9%, sedangkan kelompok dua membuang sifat resesif sebanyak 15%, kelompok 3 sebanyak 5%, kelompok 4 sebanyak 15% dan kelompok 5 sebanyak 17%. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
3. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya:
a. Hanyutan genetik (genetic drift),
- Arus gen (gene flow),
- Mutasi,
- Perkawinan tidak acak, dan
- Seleksi alam
Praktikum seleksi alam menunjukkan bahwa sifat resesif pada perbandingan genotip hasil pengamatan Hardy-weinberg yang telah membuang sifat resesif yang ada, menunjukkan jumlah sifat resesif yang lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Genetika, 2011. Penuntun Praktikum Genetika. Lampung: IAIN Raden Intan Lampung.
Dr. Istamar, M.Pd. 2007. Buku Paket Biologi Jilid 3A. Jakarta: Erlangga
http://nidawafiqahnabila.blogspot.com/2009/02/dihibrid-genetika-dasar.html (diakses pada tanggal 19 April 2011, 19:45)
http://www.unjabisnis.net/2009/09/laporan-praktikum-genetika-imitasi.html
Demikian contoh laporan praktikum biologi pada matakuliah Genetika Kesetimbangan Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi genotif. Semoga bermanfaat untuk anda dan dapat menambah pengetahuan anda. jangan lupa baca artikel laporan praktikum lainnya disini.
Comments
Post a Comment